Hai Kawula Muda, siapa nih yang kecanduan sama ponselnya?
Tak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, smartphone atau HP juga digunakan sebagai sarana hiburan, mencari informasi, bahkan memudahkan pekerjaan menjadi lebih praktis.
Sayangnya, banyak orang yang jadi kecanduan smarphone dan berisiko memicu gangguan emosi, nyeri leher, sulit beraktivitas, kurang tidur, hingga penyakit tertentu.
Baru-baru ini, sebuah penelitian di McGill University Kanada merilis lebih dari 20 negara yang penduduknya kecanduan smartphone.
Penelitian itu mengenai penggunaan smartphone pada hampir 35.000 orang di 24 negara seluruh dunia dari 2014 hingga 2020 atau selama sekitar 6 tahun.
Hasilnya, penduduk China menempati urutan pertama untuk kecanduan ponsel, seperti dikutip dari GizChina, Rabu (16/2/2022).
Sayangnya, kali ini Indonesia tak masuk dalam daftar negara yang diteliti. Meski begitu, menurut data App Annie di kuartal kedua 2021, pengguna HP di Indonesia menghabiskan 5,3 jam dalam sehari untuk menggunakan aplikasi. Angka tersebut naik 35 persen dibandingkan kuartal kedua 2019.
Melalui jurnal Computers in Human Behavior dari riset dilakukan oleh McGill Universtiry Kanada tadi, para peneliti melakukan analisis meta terhadap penggunaan smartphone yang problematis, berfokus pada para kaum dewasa muda.
Hasilnya, China menempati urutan pertama negara yang penduduknya kecanduan smartphone dengan skor 36 dari 60.
Di Asia Tenggara hanya ada satu negara yang masuk dalam daftar, yaitu Malaysia di urutan ketiga. Negara ini memiliki penambahan smartphone yang tinggi dengan sebagian besar pengguna memilih ponsel Android, khususnya Samsung dan Huawei.
Menurut para peneliti, skor yang berbeda berasal dari norma social dan ekspetasi budaya. Banyak dari pengguna punya kebutuhan mendapatkan motivasi yang berasal dari gadget.
Selain itu, ada banyak bisnis dan pekerjaan para pengguna yang juga terkait atau berhubungan dengan smartphone.
“Kami berharap bahwa dari hasil studi ini akan membantu para periset dan pemnbuat kebijakan mengantisipasi penggunaan smartphone yang problematis di seluruh dunia,” cetus tim peneliti.
Berikut 10 negara dalam studi tersebut.