Kawula Muda, keduanya merupakan tokoh perjuangan kulit hitam yang legendaris di Amerika Serikat.
Netflix rilis trailer salah satu film dokumenter terbarunya, Blood Brother: Malcolm X & Muhammad Ali.
Diproduksi oleh Kenya Barris dan Jason perez, dokumenter ini menceritakan persahabatan kedua tokoh paling ikonik di abad-20 yaitu Malcolm X dan Muhammad Ali, serta bagaimana mereka berpisah pada akhirnya.
Dokumenter tersebut akan menggabungkan berbagai wawancara bersama anggota keluarga dan teman-teman terdekat untuk menggali pertemuan pertama legenda tinju Muhammad Ali dengan pemimpin Nation of Islam yang karismatik, Malcolm X. Selain itu, akan disisipkan juga rekaman cuplikan yang belum pernah dipublikasi sebelumnya.
Netlik menuliskan sinopsis film tersebut sebagai bentuk bentuk persahabatan yang paling tidak disukai.
“Ini adalah bentuk persahabatan yang paling tidak disukai. Juara Olimpiade yang kurang ajar dan suka berbicara dalam syair untuk menghibur pers kulit putih, dengan mantan narapidana yang berbalik-arah menjadi revolusioner terhadap penindasan kulit putih serta menganggap olahraga sebagai hal yang sepele. Namun, ikatan mereka dalam, persahabatan mereka nyata”.
Film dokumenter tersebut terinspirasi dari buku Blood Brother yang ditulis oleh Randy Roberts dan Johnny Smith. Buku tersebut turut menyisipkan catatan FBI dan dokumen pribadi dari Malcolm X. Salah satu isi catatan tersebut adalah penjelasan yang sangat rinci tentang bagaimana Cassius Clay menjadi Muhammad Ali, salah satu simbol kebanggaan kemerdekaan kulit hitam terbesar yang pernah dilihat AS pada saat itu.
Dokumenter Blood Brother: Malcolm X & Muhammad Ali dapat ditonton mulai dari 9 September lewat Netflix.