Rest in peace, Tina Turner
Ratu rock ‘n roll Tina Turner meninggal dunia di usia 83 tahun. Ia tutup usia secara damai di rumahnya di Swiss pada Rabu (24/05/2023).
Sebelumnya, sang musisi diketahui telah menderita penyakit cukup lama, mulai dari stroke, kanker usus, hingga gagal ginjal total. “Dengan kepergiannya, dunia kehilangan seorang legenda musik dan panutan,” tutur juru bicara Bernard Doherty seperti dikutip dari People.
Sang musisi tinggal di Swiss bersama suaminya, Erwin Bach. Erwin merupakan seorang aktor dan produser musik asal Jerman yang juga populer.
Turner memulai kariernya pada era 1950-an lalu. Pada awalnya, perempuan bernama asli Anna Mae Bullock tersebut membentuk duo Ike & Tina Turner pada tahun 1960-an.
Nama duo tersebut semakin populer terutama setelah mendapat dukungan dari band King’s of Rhythm. Sejumlah lagu hits mereka yakni “Proud Mary” serta “Come Together”
Pada 1970-an, Turner memutuskan untuk berkarir sebagai musisi solo. Selama bertahun-tahun, ia telah menjadi ikon rock n’roll dunia yang membangkitkan semangat genre musik tersebut.
Beberapa lagu populernya yakni “Typical Male”, “The Best”, “Private Dancer”, hingga “Better Be Good to Me”. Pada tahun 1980-an, ia bahkan memenangkan enam dari delapan nominasi piala penghargaan prestisius Grammy Awards.
Pertunjukannya di Rio de Janeiro pada 1988 lalu juga berhasil menarik 180.000 penonton. Jumlah tersebut menjadikan Turner sebagai salah satu musisi dengan penonton konser terbanyak di mana pun.
Dari berbagai album yang dirilis, Private Dancer (1984) menjadi album terpopuler dari Turner. Album tersebut bahkan terjual lebih dari 200 juta kopi.
Sang musisi juga memutuskan untuk pensiun dari rekaman dan tur menjelang akhir 2000-an. Setelahnya, ia memiliki pertunjukkan panggung musik TINA: The Tina Turner Musical dengan Adrienne Warren dan menjadi hit pertama di West End London pada 2018 lalu. Pada 2021, HBO turut merilis dokumenter hidupnya yang diberi judul Tina.
Tuner juga merupakan salah satu musisi yang menentang kekerasan dalam pernikahan. Hal ini dikarenakan pengalamannya yang pernah mengalami kekerasan tersebut ketika menikah dengan gitaris Ike Turner selama satu dekade.
Sang superstar menggambarkan mata memar, bibir pecah, rahang patah, hingga berbagai cedera yang membuatnya dirawat di ruang gawat darurat berkali-kali.
Hal ini membuatnya memutuskan untuk berperang melawan kekerasan tersebut dan bercerai dengan sang gitaris. Seluruh perjuangan Turner kemudian diangkat ke film layar lebar berjudul What’s Love Got to Do with It (1993).