Hai Kawula Muda, sudah nonton belum nih filmnya?
Setelah lebih dari 18 bulan penundaan akibat pandemi, film No Time to Die akhirnya berhasil tayang di bioskop Amerika.
Menurut perkiraan studio, pada Minggu (10/10/2021) film James Bond terakhir dari era Daniel Craig ini berhasil meraup 56 juta dolar AS atau sekitar Rp 800 miliar dari 4.407 bioskop Amerika Utara.
Jumlah keuntungan itu membuat film No Time to Die dengan mudah duduk di puncak box office.
Diperkirakan keuntungan masih akan terus bertambah mengingat karakter penonton Bond yang memiliki gaya waktu menonton yang berbeda.
Dilansir dari Reuters, hasil ini agak jauh dari harapan. Namun, tetap menandakan bahwa salah satu merek paling terkenal dalam sejarah film masih bertahan.
Pasalnya, saat inipun film tentang Agen 007 ini juga dipaksa untuk bersaing dengan lanskap bioskop yang telah diubah secara dramatis oleh pandemi. Pasalnya, selama krisis pandemi pembukaan akhir pekan sebesar 56 juta dolar AS merupakan torehan yang luar biasa.
Meski belum memecahkan rekor pandemi atau seri 007 lainnya, tetapi film ini merupakan pembukaan terbaik keempat dalam 25 seri film.
Mengutip MarketWatch, Senin (11/10/2021), pembukaan James Bond terbaik yang pernah ada bahkan tidak mencapai 100 juta dolar AS yakni 88,4 juta AS untuk Skyfall yang memulai debutnya pada 2012.
No Time to Die melangsungkan premier dunia di Royal Albert Hall, London, pada 28 September 2021. Sampai saat ini, film kelima dan terakhir Daniel Craig sebagai James Bond telah tayang di 54 negara secara bertahap.
Di Indonesia, film ini telah tayang sejak 30 September 2021. Sedangkan untuk wilayah Amerika Utara dan China dapat menyaksikan pada 8 Oktober dan 29 Oktober 2021.
Pada Minggu (10/10/2021), Universal Pictures dan MGM memperkirakan pendapatan global telah mencapai lebih dari 313,3 dolar AS atau sekitar Rp 4,4 triliun.
Selain menjadi film Bond terpanjang yang pernah ada dengan durasi 2 jam 43 menit, No Time to Die juga merupakan film dengan anggaran produksi yang mahal, yakni sekitar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun.
Jumlah tersebut belum termasuk biaya pemasaran, yang dilaporkan melebihi 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Ditambah lagi puluhan juta biaya untuk menunda No Time to Die yang seharusnya tayang perdana pada April 2020 sebelum pandemi mengubah rencana itu.
Meski Begitu, 'merek' Bond sebagai waralaba yang memiliki banyak mitra pemasaran dan ikatan tambahan dengan Rolex, Aston Martin, dan lainnya, dinilai membantu mengurangi potensi kerugian.