Kawula Muda, ternyata banyak banget ya korbannya yang speak up!
Musisi ternama Sean “Diddy” Combs, atau P Diddy, akan menghadapi 120 gugatan baru terkait dugaan pelecehan seksual yang diajukan di tiga kota di Amerika Serikat.
Nama P Diddy mencuri perhatian publik setelah pada September 2024 ia ditangkap atas tuduhan pemerasan, perdagangan manusia secara paksa, penggunaan narkoba, dan kepemilikan senjata api.
Menurut laporan dari Sky News, kasus P Diddy semakin seius setelah seorang pengacara bernama Houston Tony Buzzbee mengungkap bahwa P Diddy diduga melakukan kejahatan terhadap 120 kliennya.
Buzzbee menyatakan pada tanggal 2 Oktober 2024, bahwa korban-korban P Diddy termasuk sejumlah 60 pria dan 60 wanita, dengan 25 di antaranya masih berada di bawah umur.
Buzzbee juga mengungkapkan bahwa kasus yang melibatkan P Diddy dan 120 korbannya berlangsung sejak tahun 1991 hingga sekarang.
“Ini bukan seperti gugatan biasa. Gugatan biasa akan terjadi saat terdapat satu atau dua orang yang melaporkan”, ujar buzzbee yang disiarkan oleh LiveNOW from Fox pada (2/20/2024).
Buzzbee menyatakan bahwa sebanyak 3.285 orang telah menghubungi firma hukumnya dengan tuduhan yang ditujukan kepada P Diddy.
Ia menyebutkan bahwa mayoritas penggugat mengklaim bahwa mereka diperkosa setelah menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh Combs di lokasi-lokasi terkenal, termasuk rumah pribadi dan juga hotel.
Buzbee menjelaskan bahwa pesta-pesta tersebut diadakan saat merayakan peluncuran album, malam tahun baru, dan Hari Kemerdekaan AS.
Ia juga menyebutkan bahwa beberapa insiden tak juga jarang terjadi selama acara audisi tersebut.
“Anak-anak muda yang ingin terjun ke industri ini dipaksa melakukan tindakan seperti itu dengan janji akan menjadi bintang atau janji Sean Combs akan mendengarkan rekaman mereka,” kata Buzbee saat siaran pers langsung yang diadakan di Houston, Texas pada (2/10/2024).
Seorang anak laki-laki yang berusia sembilan tahun pada saat kejadian mengklaim bahwa ia dilecehkan secara seksual oleh Combs dan rekan-rekannya di sebuah studio rekaman di New York saat berusaha mendapatkan kontrak rekaman.
Selain itu, terdapat juga laki-laki lain yang juga masih di bawah umur saat itu, mengeklaim bahwa dia diberi tahu oleh Combs bahwa dia akan menjadi seorang "bintang", tetapi ia harus terlebih dahulu mengunjungi rapper itu secara mandiri tanpa didampingi oleh orang tuanya.
Sesampainya pria itu di sebuah ruangan tertutup, ia mengklaim bahwa Combs memintanya melakukan seks oral kepadanya, ucap Buzzbee saat siaran pers berlangsung di Texas pada 2 Oktober 2024.
Tak berhenti sampai disitu, Buzbee juga mengangkat kasus seorang anak perempuan berusia 15 tahun yang juga mengeklaim bahwa dia diterbangkan ke New York untuk hadir di sebuah pesta yang diselenggarakan oleh Sean “Diddy” Combs.
Anak perempuan itu kemudian diperkosa oleh Combs dan orang lain, ungkap Buzzbee pada siaran persnya itu.
Buzbee juga mengatakan bahwa ada modus operandi yang jelas karena para terduga korban biasanya ditawari minuman yang "dicampur" terlebih dahulu sebelum diserang secara seksual.
"Rahasia terbesar dalam industri hiburan akhirnya terungkap ke dunia," tambah Buzbee di siaran persnya tersebut.
Ia juga menyatakan bahwa ini bukanlah gugatan class action, dan akan terdapat beberapa kasus-kasus individual yang diajukan untuk setiap para korban terduga kepada P Diddy nantinya.
Selanjutnya, Andrew Van Arsdale, merupakan seorang pengacara di firma hukum AVA yang turut bekerja sama dengan Buzbee dan mengatakan firma hukumnya telah menerima lebih dari 3.000 panggilan telepon dari orang-orang yang menuduh Sean ‘Diddy’ Combs melakukan pelecehan.
Selain 120 korban terduga, ia juga mengatakan bahwa firma hukumnya sedang berupaya memeriksa 100 kasus-kasus lainnya.
Dalam gugatan ke-12, seorang perempuan yang namanya dirahasiakan sebagai Jane Doe mengklaim bahwa ia mengalami kekerasan fisik dan seksual secara berulang selama empat tahun sejak akhir 2020.
Jane Doe pertama kali bertemu Diddy di luar negeri, di mana Diddy membiayai perjalanan korban ke lokasi tersebut.
Setelah itu, mereka mulai bertemu secara rutin. Dalam gugatan hukumnya, Jane Doe menuduh Diddy membiusnya, dan saat ia tidak sadarkan diri, ia menuduh Diddy melakukan tindakan seksual tanpa persetujuannya.
Hubungan seksual tersebut juga direkam oleh Diddy tanpa izin dari Jane Doe.
Terdapat di dokumen-dokumen hukum menyebutkan bahwa Diddy menekan perempuan itu untuk melakukan hubungan seks secara berkelompok bersama orang lain.
Tak lama setelah kejadian tersebut, perempuan itu mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.
Menurut gugatan, ia memberi tahu Diddy tentang kehamilannya, namun seorang rekan Diddy kemudian memaksanya untuk melakukan aborsi, dan perempuan itu akhirnya mengalami keguguran.
Jane Doe juga menuduh bahwa Diddy melontarkan lelucon yang bersifat ancaman, yang membuatnya khawatir akan keselamatannya dan mengatakan bahwa ia memantau lokasi dan percakapan telepon korban melalui jarak jauh.
Tak berhenti sampai disitu, Diddy juga melarangnya untuk bekerja agar ia dapat membayar tunjangan sebagai gantinya.
Selain itu, terdapat juga laporan-laporan pengakuan dari korban P Diddy sebagai berikut yang diungkap oleh Buzzbee saat siaran pers yang disiarkan secara langsung oleh LiveNOW from Fox pada (2/20/2024) :
Joi Dickerson-Neal, mengaku terpancing oleh keberanian Cassie dan memutuskan ikut bersuara.
Ia menuduh Diddy “dengan sengaja membius” dan memperkosanya saat ia masih menjadi mahasiswa di Universitas Syracuse pada 1991.
Dickerson juga menjadi korban pornografi balas dendam karena pemerkosaan itu direkam dan ditunjukkan kepada orang lain.
Perwakilan Diddy menyudutkan gugatan tersebut sebagai “pemerasan” dan menuntut agar gugatan dibatalkan.
Liza Gardner, menuduh Diddy dan penyanyi R&B Aaron Hall mencekokinya dengan minuman dan memaksa berhubungan seks di luar kehendaknya saat Gardner masih berusia 16 tahun pada saat itu.
Gardner juga mengatakan bahwa sehari setelah kejadian, Diddy mengunjungi rumahnya dan mencekiknya hingga pingsan.
Setelah itu, pengacara Diddy menuding bahwa ini merupakan sebagai gugatan palsu.
Terdapat seorang perempuan lainnya yang diidentifikasi sebagai Jane Doe menuduh bahwa dia diperkosa beramai-ramai olah tiga orang, yakni Diddy, mantan direktur Bad Boy Records Harve Pierre, dan satu orang lainnya.
Pemerkosaan itu terjadi di sebuah studio di Kota New York City saat ia masih berusia 17 tahun.
Rodney “Lil Rod” Jones merupakan seorang produser dan videografer yang mengerjakan album terbarunya Diddy, dan menuduh Diddy memaksanya untuk membeli obat-obatan terlarang, menyewa pekerja seks, dan merekam tindakan seksualnya.
Ia juga menuduh bahwa Diddy dan aktor Cuba Gooding Jr telah meraba-raba dirinya tanpa persetujuannya.
Grace O'Marcaigh merupakan perempuan yang bekerja di kapal pesiar yang disewa oleh keluarga Diddy pada tahun 2022 dan menuduh penyanyi rap tersebut dan putranya, Christian “King” Combs, melakukan pelecehan seksual.
Dia menuduh mereka telah menciptakan suasana pesta meriah yang melibatkan orang-orang yang diduga sebagai pekerja seks dan terdapat selebriti papan atas di kapal tersebut.
Crystal McKinney mengeklaim bahwa ia telah dibius dan diserang secara seksual oleh Diddy setelah acara Men’s Fashion Week pada tahun 2003 ketika ia berusia 22 tahun.
McKinney juga mengeklaim bahwa Diddy “mengucilkannya” dari dunia model tersebut.
Adria English seorang mantan aktris film dewasa yang pernah bekerja dengan Diddy mengaku bahwa Diddy memanfaatkannya sebagai “budak seks untuk kepuasan dan keuntungan finansial orang lain” selama “pesta putih” yang diadakan di rumahnya di New York dan Miami.
Thalia Graves, yang didampingi oleh pengacara selebriti Gloria Allred, mengeklaim bahwa Diddy dan pengawalnya, Joseph Sherman telah membius dan mengikutnya sebelum merekam tindakan pemerkosaan terhadapnya kemudian video itu disebarkan.
Buzzbee menyampaikan bahwa setelah meninjau semua laporan, ia memutuskan untuk mewakili 120 orang, sementara kasus lainnya masih dalam proses evaluasi.
Ia juga menambahkan bahwa beberapa kliennya telah menghubungi FBI untuk menindaklanjuti kasus ini.
Menurut Buzzbee, sebagian besar penggugat berasal dari New York, California, dan Florida, di mana mereka mengaku diberi minuman yang dicampur narkoba saat menghadiri pesta yang diadakan oleh P Diddy.
Di sisi lain, pengacara P Diddy, Marc Agnifilo, menyatakan bahwa tuduhan terhadap kliennya tidak memiliki dasar.
“Saya tidak bisa menanggapi atas tuduhan yang tidak berdasar dan dilakukan secara gegabah” ucap Marc Agnifilo seperti dikutip oleh Sky News pada (2/10/2024).
“Saya katakan dengan jelas bahwa klien kami tuan Combs tidak bersalah atas semua tuduhan yang menimpa dirinya" ujar Marc.
“Saya harap terkait semua laporan tersebut mereka dapat membuktikan berdasarkan bukti-bukti yang ada bukan hanya sekedar spekulasi” tutup Marc Agnifilo pengacara P Diddy seperti dikutip pada Sky News pada (2/10/2024).