Kawula Muda, cuma pakaian mewahnya kok yang tutup.
Belum genap dua tahun berproduksi, penyanyi Rihanna dan grup barang mewah Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH) telah sepakat untuk menutup sementara label pakaian mewah Fenty.
Pihak LVMH mengumumkan bahwa produksi pakaian siap pakai Fenty ditunda, untuk mengantisipasi iklim keuangan lebih baik.
“Rihanna dan LVMH telah bersama-sama membuat keputusan untuk menunda aktivitas RTW (Ready To Wear), yang berbasis di Eropa, sambil menunggu kondisi yang lebih baik,” bunyi pernyataan yang dikirimkan LVMH melalui email, mengutip dari The Associated Press.
Meski begitu, LVMH mengatakan bahwa perusahaan mereka yang berbasis di Paris dan Rihanna akan fokus pada pengembangan jangka panjang untuk produk Fenty di lini kosmetik, perawatan kulit, dan pakaian dalam.
Dengan demikian, produk Fenty lain seperti merek pakaian dalam Savage X Fenty, merek kosmetik Fenty Beauty, dan merek skincare Fenty Skin, masih akan terus berlanjut.
Brand fesyen Fenty pertama kali didirikan pada 2017 dan baru diluncurkan pada Mei 2019. Rihanna tercatat sebagai wanita berkulit hitam pertama yang memiliki brand di bawah naungan grup LVMH.
LVMH merupakan grup barang mewah terbesar di dunia yang membawahi sejumlah label pakaian mewah ternama seperti Louis Vuitton, Christian Dior, Givenchy, dan Fendi.
Perusahaan hasil merger antara Moët Hennessy dan Louis Vuitton itu juga membawahi puluhan merek wine, parfum, kosmetik, hingga perhiasan ternama.
Langkah Rihanna ke dunia mode telah mengorbankan karier musiknya. Sejak disibukkan dengan bisnis Fenty-nya, penyanyi bernama asli Robyn Rihanna Fenty itu belum merilis album baru. Album terakhirnya adalah “Anti” yang dirilis pada 2016 .
Tidak munculnya koleksi baru Fenty sejak November tahun lalu, memicu spekulasi awal tentang masa depan merek tersebut.
Analis fesyen BBC mengatakan bahwa meskipun Rihanna memiliki basis penggemar yang besar, harga label tersebut terlalu mahal untuk sebagian besar dari mereka.