Kawula Muda, Miley Cyrus tak suka menutup-nutupi indentitas dirinya.
Miley Cyrus dikenal sebagai artis yang sangat terbuka ketika membahas tentang orientasi seksualnya. Pada 2015, secara blak-blakan, ia menyatakan bahwa dirinya adalah seorang panseksual.
Lalu bagaimanakah perjalanan hidup Miley sebagai seorang panseksual sebagaimana yang telah diungkapkannya ke publik?
Miley memang telah lama dikenal sebagai pendukung LGBTQ. Bahkan, di usianya yang baru 14 tahun, Miley telah memberitahu ibunya tentang orientasi seksualnya.
“Aku ingat ketika bilang kepada ibuku bahwa aku menyukai wanita dengan cara yang berbeda. Aku menyukai mereka seperti aku menyukai laki-laki. Dan sangat sulit bagi ibuku untuk menerima itu,” kata Miley dalam wawancara bersama majalah Paper pada 2015.
Pada 2013, Miley Cyrus secara tersirat telah menyinggung soal seksualitasnya sebelum membukanya ke publik.
“Semua orang bilang aku adalah lesbian, tapi aku menyukainya. Menjadi lesbian bukanlah hal buruk. Kalau kalian pikir aku terlihat seperti lesbian, aku tidak tesinggung. Menjadi lesbian adalah pujian,” ujar miley kepada majalah Toronto Sun saat itu.
Setelah membuka identitas gendernya sebagai seorang panseksual, Miley bekencan dengan aktor Patrick Schwarzenegger selama 5 bulan pada 2015. Tak lama usai putus, Miley mengumbar kemesraannya dengan model Victoria’s Secret, Stella Maxwell.
Pada 2016, ia menegaskan bahwa dia tidak ingin orang menyebutnya sebagai biseksual, karena panseksual dan biseksual ada dua hal yang berbeda.
“Sepanjang hidupku, aku tidak memahami jenis kelamin dan seksualitasku sendiri. Aku benci kata ‘biseksual’ karena aku merasa dikotak-kotakkan. Aku tidak pernah peduli apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan," katanya kepada Variety pada Oktober 2016.
Meski sebagai panseksual, Miley akhirnya menikah dengan Liam hemsworth pada Desember 2018. Miley menjelaskan bahwa meskipun dia berada dalam hubungan pernikahan heteroseksual (berbeda jenis kelamin), dirinya masih mempertahankan identitasnya sebagai queer. Dia menyebut pernikahannya sebagai gaya hidup di era baru.
“Orang kadang masih memakai alasan kuno untuk menikah, tapi kami menikah bukan karena alasan kuno. Menurutku ini semacam Era Baru. Sebetulnya, kami sedang mendefinisikan ulang, seperti apa rasanya seseorang queer sepertiku menjalani hubungan hetero,” ujar Miley kepada Vanity Fair pada Maret 2019.
“Orang akan bingung karena aku menikah. Tapi aku punya hubungan yang unik. Ini sangat rumit, modern, dan baru. Menurutku, kami sedang berada di tempat di mana banyak orang tidak mengerti tentang itu. Aku menjalani hubungan hetero, tapi aku juga masih sangat tertarik secara seksual dengan wanita,” ungkap Miley tentang kehidupan pernikahannya dengan Liam.
Miley Cyrus juga menegaskan bahwa ia tidak melihat jenis kelamin untuk mencintai seseseorang, melainkan bagaimana karakter dari orang tersebut.
“Yang ingin aku tekankan adalah, orang itu jatuh cinta pada orangnya, bukan jenis kelaminnya, penampilannya, atau lainnya. Apa yang aku cintai hampir berada di level spiritual. Tidak ada hubungannya dengan seksualitas,” ujar Miley menambahkan.
Beberapa bulan kemudian, Miley mengungkapkan bahwa dirinya tidak cocok menjalani peran sebagai istri stereotip yang digambarkannya sebagai wanita bercelemek.
“Orang menjadi vegetarian karena alasan kesehatan, tetapi bacon masih terasa enak, dan aku tahu itu. Aku telah memutuskan siapa pasanganku. Dia adalah orang yang paling mendukung saya, Aku tidak cocok jadi istri yang stereotip. Aku bahkan tidak menyukai istilah itu,” tutur penyanyi kelahiran 1992 itu.
Sayangnya, kisah cinta Miley dan Liam berakhir dengan perceraian. Banyak muncul spekulasi bahwa kegagalan pernikahan itu disebabkan oleh orientasi seksual Miley. Beberapa hari sebelum pengumuman cerai, Miley dikabarkan menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Kaitlynn Carter.
Meski gagal mempertahankan rumah tangganya, Miley mengaku bahwa saat ini ia berada dalam versi terbaik dirinya selama hidupnya.