Hai Kawula Muda, makin jaya dunia perfilman Indonesia!
2021 sepertinya menjadi tahun yang cukup membanggakan bagi perfilman Indonesia. Pasalnya, pada tahun ini ada sederet film Indonesia yang Berjaya di beberapa festival film dunia.
Hal itu tentu menjadi bukti bahwa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para sineas Tanah Air untuk terus berkarya dengan maksimal bahkan diapresiasi di kancah internasional.
Dikutip dari Antara, Kamis (23/12/2021), berikut deretan film-film Indonesia yang berhasil memukau penonton mancanegara.
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas merupakan film drama aksi produksi Palari Film yang disutradarai oleh Edwin dan diproduseri oleh Muhammad Zaid bersama Meiske Taurisia.
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Eka Kurniawan yang dirilis pada 2014 ini ditayangkan perdana pada segmen Concorso Internazionale dalam ajang Festival Film Internasional Locarno 2021 di Swiss, Agustus lalu.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas mendapatkan penghargaan Golden Leopard yang merupakan penghargaan utama dalam sesi kompetisi internasional dalam Festival Film Locarno.
Selama festival, film ini diputar sebanyak empat kali dan mendapatkan sambutan yang positif dari para penikmat film dan kritikus.
Film yang rilis di bioskop Indonesia pada 2 Desember lalu ini juga masuk dalam seleksi resmi Contemporary World Cinema Festival Film Internasional Toronto (TIFF) pada September 2021.
Yuni adalah film drama yang disutradarai dan ditulis oleh Kamila Andini. Film ini merupakan proyek film yang disiapkan sejak 2017 dan diproduksi oleh Fourcolours Film dengan produser Ifa Isfansyah.
Yuni tayang perdana dan berkompetisi di ajang Festival Film Interasional Toronto 2021 di program platform bersama dan berkompetisi bersama tujuh film terpilih lainnya dari sejumlah negara, termasuk film Indonesia lainnya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Dalam ajang tersebut, film yang mulai tayang di bioskop Indonesia pada 9 Desember 2021 ini berhasil memenangkan penghargaan Platform Prize.
Film ini juga tayang perdana di ajang Festival Film Internasional Busan (BIFF) 2021 dalam program A Window on Asian Cinema bersama film Indonesia lainnya, yaitu Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Penyalin Cahaya, dan Laut Memanggilku.
Di dalam negeri, Yuni berhasil menyabet Piala Citra untuk kategori Pemeran Wanita Utama Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021 melalui akting memukau dari Arawinda Kirana, yang merupakan debut layer lebarnya.
Terbaru, Arawainda Kirana pada Senin (13/12/2021) mendapatkan penghargaan Silver Yusr award kategoi Aktris di Red Sea International Film Festival (RSIFF) 2021 di Arab Saudi berkat perannya di film Yuni.
Penyalin Cahaya adalah sebuah film drama thriller misteri yang disutradarai oleh pembuat film yang masih tergolong muda, yaitu Wregas Bhanuteja.
Film ini ditayangkan perdana secara internasional pada 8 Oktober 2021 di Festival Film Internasional Busan 2021, Korea Selatan.
Penyalin Cahaya juga berkompetisi di program New Currents, yang merupakan satu-satunya program kompetisi intenasional film Panjang di Festival Film Internasional Busan.
Di dalam negeri, Penyalin Cahaya berhasil menyabet 12 Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2021, termasuk di antaranya penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Penulis Skenario Terbaik.
Sempat tayang di Jogja-NETPAC Asia Film Festival (JAFF) 2021, Penyalin Cahaya dijadwalkan akan tayang di Netflix pada Januari 2022.
Tak hanya film panjang yang Berjaya, film pendek Indonesia juga tak luput dari perhatian dunia. Salah satunya adalah film pendek berjudul Laut Memanggilku.
Film yang diarahkan dan ditulis oleh Tumpal Tampubolon ini berhasil memenangkan Sonje Award pada ajang Festival Film Internasional Busan (BIFF) 2021 dan Film Cerita Pendek Terbaik dan ajang Penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2021.
Bagi yang penasaran, pada 8 November 2021 diumumkan, Laut Memanggilku akan tayang di Netflix pada 13 Januari 2022.
Film pendek Dear To Me yang merupakan tugas akhir dari Monica Vanesa Tedha untuk program master jurusan penyutradaraan fulm di Konrad Wolf Film University of Babelsberg, Jerman ini juga berjaya di kancah internasional.
Pemutaran perdana film dilakukan secara internasional di Festival Film Internasional Locarno dalam seksi Open Doors Screenings pada Agustus 2021.
Lebih lanjut, film ini juga mengikuti sejumlah festival film lainnya seperti 100% Manusia hingga Jogja-NETPAC Asia Film Festival (JAFF) 2021.
Film pendek Indonesia bertema LGBT ini mendapat penghargaan pertamanya dalam ajang First Step Awards 2021 sebagai Best Short and Animated Film.