Matty, udah ya...
Festival musik Good Vibes Festival Malaysia terpaksa diberhentikan oleh Pemerintah Malaysia pada Jumat (21/07/2023).
Matty Healy, vokalis The 1975, diketahui melakukan berbagai aksi kontroversi, seperti merusak drone, meludah di panggung, melakukan adegan berciuman dengan rekannya sesama jenis, Ross MacDonald dan mengkritik undang-undang LGBT di Malaysia.
Akibatnya, festival yang dijadwalkan berlangsung selama 3 hari tersebut harus dibatalkan di tengah jalan. Pihak promotor pun harus menanggung kerugian besar.
Tidak hanya untuk sisa hari yang dibatalkan dan ganti rugi, Malaysia juga menjadi negara yang sangat dirugikan. Begitu juga dengan penggemar di Jakarta dan Taiwan terpaksa tidak bisa melihat band idola mereka buntut peristiwa tersebut.
Bagaimana update kasus The 1975 di Malaysia yang menyita perhatian dunia hingga saat ini? Prambors akan merangkumnya di bawah ini.
Baru-baru ini, Matty Healy diketahui berciuman dengan Tom DeLonge dari Blink-182 di festival musik Lollapalooza, Amerika Serikat pada Sabtu (05/08/2023).
Tanpa mengeluarkan pernyataan lebih lanjut terkait aksinya di Malaysia, Matty yang sedang memegang botol minuman keras di atas panggung turun ke bawah untuk menghampiri Tom yang hadir menonton The 1975.
Secara spontan, keduanya berpelukan dan bercium pipi hingga aksinya direkam oleh banyak orang.
Setelah unggahan video keduanya viral, Tom ikut membuka suara sambil mengunggah potongan video dirinya dan Matty.
“Rasanya saya dan The 1975 tidak akan datang ke Malaysia. Sepasang lelaki bercium di persembahan hebat Matty,” ungkap Tom dalam Instagram pribadinya.
Matty Healy juga diduga menyinggung Malaysia di pertunjukannya tersebut. Dalam sebuah cuplikan video di Instagram Rolling Stone, Matty seperti ingin membicarakan terkait pengalamannya di sebuah negara tetapi terinterupsi dengan intro dari lagu The 1975.
“Jika kalian mau sebuah saran perjalanan dariku? Jangan pergi ke…,” ungkap Matty Healy sebelum dipotong oleh intro lagu “It’s, Not Living If It’s Not With You.”
Berimbas dengan aksi Matty Healy saat itu, Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia, Fahmi Fadzil kemudian mengatakan akan memperketat peraturan konser mancanegara di Malaysia.
Fahmi Fadzil mengatakan apa yang dilakukan Matty dan kawan-kawan adalah hal yang tidak wajar.
Tidak hanya itu, Menteri Kesenian, Industri Kreatif dan Turis Sarawak, Abdul Karim Rahman Hamzah mengatakan jika tindakan Matty Healy bertolak belakang dengan undang-undang anti-LGBT Malaysia dan bisa ditangkap.
“Bagi saya, dia adalah orang yang bingung dan idiot. Saya tidak menentang komunitas LGBT, tetapi perilakunya di depan umum tidak sesuai dan bertentangan dengan hukum kami,” katanya.
Wan Alman selaku Direksi Future Sound Asia, promotor dari Good Vibes Festival mengkonfirmasi bahwa perusahaannya tengah mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum terhadap The 1975 karena telah menyebabkan kerugian besar bagi promotor.
Adapun, Good Vibes Festival merilis pernyataan tuntutan pada The 1975 pada Senin (07/08/2023) untuk membayar kerugian atas Good Vibes Festival sebesar 12,3 juta RM atau sekitar Rp 40 miliar dalam waktu tujuh hari, akibat ulah sang vokalis, Matty Healy di atas panggung.
Diketahui David Mathew dari Steven Thiru & Sudhar Partnership mengungkapkan bahwa firma hukum tersebut sudah mengirimkan surat tuntutan kepada The 1975 per Senin (07/08/2023).
Surat tuntutan itu ditulis sesuai dengan ketentuan English Practice Direction Pre-Action Conduct and Protocol yang merupakan bagian dari English Civil Procedure Rules.
Tuntutan tersebut dibuat akibat tindakan The 1975 karena melanggar kontrak perjanjian dengan Future Sound Asia terkait mematuhi semua pedoman dan peraturan lokal selama tampil di Good Vibes Festival.
Matty Healy juga membuka suaranya terkait kontroversinya pada Jumat (21/07/2023) terkait dirinya yang sudah melanggar aturan negara.
“Yang ingin saya katakan adalah bahwa saya tidak peduli dengan omong kosong tentang menyelamatkan bangsa putih. Yang ingin saya katakan adalah bahwa melakukan hal yang benar sering kali memerlukan banyak pengorbanan dan sedikit imbalan. Dan terlihat melakukan hal yang benar memerlukan sedikit pengorbanan, dan itulah saat Anda mendapatkan semua imbalan," ujarnya.
"Dan saya dan Ross MacDonald hampir mencukur kepala kami karena kami pikir kami akan masuk penjara karena menjadi f*gs,” lanjut Matty Healy.
Saat ini, grup musik The 1975 dikabarkan dilarang tampil kembali di Malaysia atau diboikot akibat kejadian tersebut.