Kawula Muda, Lorde menawarkan albumnya dalam bentuk ‘music box’.
Empat tahun sejak perilisan “Melodrama”, Lorde akhirnya merilis album tebarunya “Solar Power” pada Jumat (20/08/2021).
Uniknya, penyanyi asal Selandia Baru itu memilih untuk tidak merilis albumnya dalam bentuk fisik berupa CD. Alasannya, dia tidak ingin mencemari lingkungan, karena emisi karbon yang ditimbulkan dari aktivitas memutar CD menyumbang pengaruh besar terhadap pemanasan global.
Terlebih, CD yang telah rusak atau tidak dapat digunakan lagi, tidak dapat didaur ulang dan sulit dihancurkan karena terbuat dari bahan campuran yang sulit dipisahkan. Kalaupun dapat didaur ulang, akan membutuhkan biaya yang tinggi. Dengan demikian, CD hanya akan berakhir di tempat pembuangan sampah, padahal bahannya tidak mudah terurai.
Sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan, Lorde menawarkan albumnya dalam bentuk ‘music box’. Music box “Solar Power” dikemas dalam kotak yang terbuat dari 100% bahan biodegradable. Di dalamnya berisi catatan tulisan tangan Lorde, foto eksklusif, booklet 32 halaman, poster, dan sebuah kartu yang berisi kode unik untuk mengunduh lagu-lagu dari album beserta trek bonus dengan kualitas hi-res. Selain album, kartu tersebut juga dapat digunakan untuk mengakses konten eksklusif lainnya.
“Aku memutuskan sejak awal dalam proses pembuatan album ini bahwa aku juga ingin menciptakan sesuatu yang ramah lingkungan, sebagai alternatif CD,” kata penyanyi berusia 24 tahun itu dalam sebuah pernyataan di situs resminya.
“Aku ingin music box ini setara dengan CD dalam hal ukuran, bentuk, dan harga, agar bisa hidup berdampingan di lingkungan retail, tapi menjadi sesuatu yang berbeda, berupa box bebas plastik yang berisi banyak konten visual ekstra, catatan tulisan tangan, foto ekslusif, dan kartu download.”
“Kartu tersebut dapat kalian gunakan untuk mengunduh musik berkualitas tinggi beserta 2 trek bonus eksklusif dan akses ke beberapa kejutan spesial (selama periode album).”
Selain music box, Lorde juga punya alternatif lain bagi para penggemar yang menginginkan memutar albumnya dalam bentuk fisik, melalui perilisan vinil. Meskipun penggunaan vinil juga menimbulkan emisi, tapi secara fisik ia tidak mudah rusak seperti CD, sehingga lebih awet disimpan dan tidak gampang berakhir di tempat pembuangan sampah. Dengan pertimbangan ini, Lorde memutuskan merilis vinil dalam jumlah terbatas.
“Aku berpikir keras tentang ini, karena vinil jelas adalah produk fisik dan terbuat dari minyak. Tapi pembelaanku adalah menurutku vinil masih merupakan sesuatu yang akan disimpan orang dalam waktu lama. Aku rasa para penggemar CD pun bahkan akan setuju bahwa CD itu terasa seperti produk yang kurang permanen,” terang Lorde.
Keputusan Lorde merilis albumnya tanpa CD sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Terlebih, tren CD di industri musik saat ini telah menurun. Sebaliknya, vinil yang dulu sempat ditinggalkan, kini trennya justru semakin naik.
Selama 2021, sudah tidak lazim bagi artis besar merilis albumnya dalam bentuk CD, terutama dari dunia hip-hop. seperti album “The Off-Season” karya J. Cole, “The Voice of the Heroes” karya Lil Baby dan Lil Durk, dan “SoulFly” karya Rod Wave. Semua album tersebut berhasil menduduki peringkat pertama Billboard 200 tanpa komponen CD.
Album “Foklore” milik Taylor Swift dan “Khaled Khaled” dari DJ Khaled juga berhasil debut di peringkat nomor satu chart tanpa CD, meskipun akhirnya mereka merilis CD-nya beberapa hari setelah album versi digital keluar.