Hai Kawula Muda, siapa yang menyangka ternyata Billie Eilish telah berjuang dan berdamai dengan kondisi kelainan kesehatan sejak kecil.
Muda, bertalenta, dan penuh prestasi. Itu adalah gambaran dari seorang musisi muda, Billie Eilish.
Namun, di balik gambaran sempurna itu, ternyata penyanyi yang memulai debut dengan lagu Ocean Eyes ini menyimpan rahasia tentang kelainan kesehatan yang diidapnya.
Dilansir Billboard, pada 27 November 2018, Billie Eilish mengonfirmasi bahwa ia menderita sindrom Tourette yang sudah dideritanya sejak kecil.
Hal itu ia bagikan melalui Instagram story miliknya.
“Saya tidak pernah menyebut (sindrom Tourette) di internet. Selain memang fakta, saya tidak ingin orang memikirkan Tourette setiap kali mereka memikirkan saya,” tulisnya di Story akun Instagram @billieeilish.
Sindrom Tourete adalah kelainan neurologis yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan tics (tremor) berupa gerakan atau suara berulang yang tidak terkendali.
Pelantun When the Party’s Over itu juga mengatakan kalau kelainan yang diidapnya tersebut sudah menjadi bagian dalam hidup sejak kecil.
“Saya telah belajar sendiri cara mengendalikan tics dengan teknik tertentu untuk membantu mengutanginnya agar tidak mengganggu saya dalam situasi tertentu,” tulis Billie Eilish.
Menderita sindrom Tourette dengan jenis tics motorik tak membuat Billie Eilislh patah semangat dalam berkarya.
Sebagai bukti, penyanyi yang kini berusia 19 tahun itu telah membuat sejarah di Grammy Awards tahun ini.
Billie Eilish didaulat menjadi penyanyi solo termuda yang pernah mendapatkan penghargaan Album Terbaik Tahun Ini (Album of the Year).
Secara lengkap, Billie menyapu kategori teratas di Grammy sebagai Artis Baru Terbaik (Best New Artist), Lagu Terbaik Tahun Ini (Song of the Year), dan Album Terbaik Tahun Ini (Album of the Year).
Tahun depan, Billie Eilish akan merilis sebuah film dokumenter. Film tersebut akan tayang pada 26 Februari 2021 di Apple TV+.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, sindrom Tourette adalah suatu kondisi sistem saraf yang menyebabkan orang mengalami tics.
Tics dapat diartikan dengan kedutan, gerakan atau suara tiba-tiba yang dilakukan orang berulang kali. Orang yang mengalami tics tidak bisa menghentikannya.
“Misalnya seseorang mungkin berkedip terus menerus, atau seseorang mungkin membuat suara mendengus terus menerus,” tulis CDC dalam laman resminya.
Gejala sindrom Tourette biasanya mulai muncul di usia anak-anak 5-10 tahun. Gejala pertama yang sering muncul adalah tics motorik yang biasanya terjadi di daerah kepala dan leher.
Gejala tics biasanya memburuk dalam kondisi stres atau terlalu senang. Gejala akan membaik saat pengidapnya tenang atau fokus pada suatu aktivitas.
Gejala bisa membaik atau sebaliknya menjadi kronis saat penderitanya beranjak dewasa.
Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan indrom Tourette. Namun, tersedia beberapa pengobatan dan perawatan untuk mengelola gejala tics yang muncul.
Tics terbagi dari dua jenis, yakni tics motorik dan tics vokal.
Tics motorik identik dengan gerakan tubuh. Contoh gerakan motorik termasuk berkedip, mengangkat bahu, atau menyentakkan lengan.
Sementara tics vokal adalah suara yang dibuat seseorang. Contohnya termasuk bersenandung, berdehem, atau meneriakkan kata atau frasa.
Tics juga terbagi lagi dalam dua kategori, yakni sederhana dan kompleks. Tics sederhana biasanya hanya melibatkan beberapa bagian tubuh. Contohya termasuk menyipitkan mata atau mengendus.
Sementara tics kompleks biasanya melibatkan beberapa bagian tubuh yang berbeda dan dapat memiliki pola. Cotohnya adalah menganggukkan kepala sambil menyentakkan lengan, atau melompat.