Hai Kawula Muda, iri enggak sih sama Taiwan yang sudah bisa gelar festival musik?
Salah satu aktivitas yang tak dapat dilakukan sejak terjadinya pandemi secara global adalah menggelar konser musik. Nyaris semua konser musik yang mengundang kerumunan ditunda atau bahkan dibatalkan.
Namun, Taiwan berhasil menjadi “titik awal” bahwa selama menjalani protokol kesehatan dengan ketat, aktivitas yang tadinya tidak mungkin itu bisa menjadi mungkin untuk diselenggarakan.
Taiwan menjadi salah satu dari sedikit negara yang berhasil membendung penyebaran Covid-19. Berkat keberhasilannya, wilayah yang ingin berdaulat penuh dari China ini berani menggelar konser “Road to Ultra: Taiwan 2020” pada Sabtu (14/11/2020).
Dilansir The China Post, konser yang menampilkan Alesso sang maestro house progresif dari Swedia, DJ Kayzo, DJ Vini Vici, dan DJ Slander ini menuai banyak pujian dan kekaguman dari warganet dunia.
“Ultra Festival berlangsung di Taiwan sekarang. Taiwan telah mengalami 200 hari tanpa infeksi Covid-19 domestik. Pasti menyenangkan jika negara Anda dan warganya benar-benar peduli untuk menghentikan Covid-19,” tulis koresponden media asing Farbod Esnaashari di Twitter.
Dari Tanah Air, pengamat musik Adib Hidayat juga membagikan momen tentang pergelaran musik dan tentang keberhasilan Taiwan yang dalam 200 hari terakhir tidak ada kasus Covid-19 secara domestik, di akun Twitter pribadinya.
Membalas unggahan Farbod itu, akun @waly_saved menulis tentang kekagumannya dengan kebiasaan negara Asia Timur yang disiplin mengenakan masker. Menurut dia, warga Asia Timur akan langsung memakai masker saat tak enak badan atau sekadar tak ingin sakit.
Sebaliknya, warganet tersebut heran dengan pemikiran negara Barat yang menganggap masker telah merenggut hak mereka.
Dengan digelarnya konser musik di tengah pandemi ini, tak sedikit pihak yang merasa iri, di antaranya warganet dari Amerika dengan akun @dspilman00 yang mengakui banyak negara lain mengendalikan virus lebih baik daripada negaranya.
Pujian warganet itu pun dibalas dengan ucapan terima kasih oleh DJ Kayzo.
“Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan momen ini. Sungguh tak terbayangkan bisa merasakan ini lagi. Saya hampir menangis beberapa kali selama di panggung. Ultra Taiwan, terima kasih dari lubuk hatiku,” tulis DJ Kayzo.
Sayangnya, ungkapan bahagia sang DJ tak berlangsung lama. Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) menyatakan bahwa keempat DJ itu telah melanggar peraturan karantina. Mereka terekam makan bersama dan berlatih di ruangan yang sama.
Menurut juru bicara CECC Chiang Jen-Hsiang, Departemen Kesehatan Taipei dan polisi telah menyelidiki kejadian itu. Keempat DJ tersebut akhirnya didenda masing-masing 10 ribu dolar baru Taiwan (Rp 4,9 juta).
Berdasarkan bukti video yang beredar, mereka dinyatakan melanggar aturan “satu ruang pe orang”. Mereka akan dipantau setelah insiden ini dan membayar denda dalam waktu 7 hari setelah menerima pemberitahuan.