Kawula Muda, derita ADHD tak membuat ketiga idol K-Pop ini berhenti berkarya.
Penyakit mental masih menjadi stigma negatif di banyak negara. Tidaklah mudah bagi para idol K-Pop untuk berani terbuka tentang penyakit mental yang mereka derita.
Namun, ketiga bintang K-Pop ini memilih untuk menjadi orang yang berani, dengan mengakui bahwa mereka menderita ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan gejala seperti gelisah, sulit untuk fokus, dan perilaku yang impulsif.
Berikut ini adalah 3 idol K-Pop yang didiagnosis menderita ADHD!
Idol yang pernah bercita-cita menjadi seorang atlet ini mungkin akan menjadi pemain anggar di Olimpiade, jika tidak ditemukan oleh JYP Entertainment. Perjalanan Jackson untuk bisa menjadi seorang member GOT7 ternyata berawal dari penyakit ADHD yang dideritanya.
Sebelumnya, tak pernah ada yang tahu kalau Jackson menderita ADHD. Namun, pada saat siaran langsung dengan rekan satu grupnya, Youngjae, di 2017, Jackson dengan berani menceritakan penyakit yang dideritanya.
Jackson bercerita, saat masih tinggal di Hongkong, dia harus pindah sekolah dari sekolah umum ke sekolah internasional karena gurunya memberitahu bahwa Jackson menderita ADHD.
Sama seperti penderita ADHD pada umumnya, Jackson dinilai sangat aktif, sering berbicara, dan tidak bisa untuk duduk diam. Jackson pun pindah ke sekolah internasional. Di sanalah akhirnya dia ditemukan oleh JYP Entertainment.
Tak hanya sekali, Jackson kembali menceritakan tentang kondisinya pada saat membintangi reality show Let Go of My Baby pada 2018.
ADHD adalah kondisi yang harus diderita seumur hidup, sehingga sampai sekarang Jackson masih berjuang untuk menghadapi penyakitnya tersebut. Kondisi Jackson kini jauh lebih baik, seiring dengan pertambahan usianya yang semakin dewasa.
Pada 2014, saat tampil dalam program MBC Real Man, Henry Lau mendapat banyak kritikan dari artis senior pada saat itu. Menurut mereka, mantan member Super Junior M tersebut tampil sangat kacau, terlalu ceria, dan banyak bicara pada waktu yang tidak tepat.
Saat para senior menegur, Henry memutuskan untuk memberitahukan kebenaran di balik perilaku tidak biasanya tersebut.
Henry mengaku dia menderita ADHD. Penyakitnya tersebut dapat dikendalikan sejak dia masih sekolah menengah, namun tampaknya beberapa gejala terkadang masih muncul. Mendengar cerita Henry, para senior justru bersimpati.
Bagi sejumlah penggemar K-Pop, sosok Park Bom dari girlgroup 2NE1 lebih dikenal dengan skandal narkoba yang pernah menimpanya.
Pada 2014, pihak berwenang mengungkapkan bahwa Park Bom telah menyelundupkan 80 tablet amfetamin dalam paket yang dikirim dari keluarganya yang berada di AS. Di Korea Selatan, amfetamin masih masuk dalam daftar obat-obatan yang dilarang.
Tak lama, pihak YG Entertainment memberikan klarifikasi bahwa obat tersebut sebenarnya telah diresepkan secara resmi di AS, untuk mengobati kondisi psikologis yang dialami oleh Park Bom.
Saat itu, Park Bom juga menjalani terapi di Korea Selatan, namun tidak se-efektif jika mengonsumi obat amfetamin.
Beberapa tahun kemudian, Park Bom mulai berani berbicara tentang kondisinya. Park Bom menjelaskan bahwa dia tidak pernah menggunakan obat-obatan untuk bersenang-senang.
Dia mengaku bahwa sebenarnya dia telah didiagnosis menderita ADHD pada saat masih duduk di sekolah menengah. Obat yang dibawanya ke Korea Selatan adalah pil Adderall, obat yang umum digunakan di luar negeri, dan telah ia konsumsi sejak kecil.
Tragisnya, gejala ADHD yang diderita Park Bom mulai muncul setelah dia menyaksikan kematian temannya, ketika dia masih berusia 14 tahun.
Saat masih bersekolah di AS, Bom tergabung dalam tim sepak bola. Sayangnya, dalam salah satu pertandingan, Bom melihat rekannya yang menjadi penjaga gawang tiba-tiba saja terkena aneurisma dan langsung meninggal dunia di lapangan.
Meskipun menderita ADHD tidak mengurangi semangat ketiga idol tadi untuk terus berkarya. Tetap semangat ya!